USIK PENCA MOTEKAR 2022

Usik Penca Motekar Se-Bandung Raya 2022 ini merupakan pertemuan dengan semangat Spirit Usik Penca yang menyajikan keragaman ungkapan gerak jurus pendekar, dari berbagai daerah Bandung Raya dan sekaligus pemetaan keberadaan penyebaran paguron penca dan aliran penca.
Melalui kegiatan ini adalah untuk melestarikan seni Penca sekaligus meningkatkan kreativitas dalam memberikan ruang gerak bagi para pendekar dan paguron, yang menggabungkan berbagai elemen serta yang menjadi ciri dari keragaman dan kebudayaan Bandung raya yang disajikan dalam bentuk pertunjukan publik (sosial).

Berangkat dari pemikiran tersebut, para sesepuh penca (empu, guru besar penca), penggemar seni penca dan paguron penca, berkumpul dan berbincang tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Tiada lain sebagai tanggung jawab moral budaya yakni sebagai pewaris atau pelaku penca, guru penca, juga pencinta seni penca khususnya dan umumnya penggemar seni penca, agar seni penca lebih berkembang dan sekaligus untuk menjawab anggapan bahwa penca silat lahir bukan hanya untuk bela diri di kalangan paguron saja, namun kini seni penca silat berkembang telah menjadi maskot dan menjadi salah satu ikon seni bela diri Jawa Barat, dan Bandung di mana eksistensi seni penca telah mendapatkan tempat yang terhormat sebagai dominan culture di tingkat daerah kota/kabupaten Jawa Barat.

Penca motekar dengan dengan gerak spontan dan improvisasinya yang begitu unik dan menarik, sebagai seni bela diri, maka dengan adanya kegiatan event seperti Usik Penca Motekar, tujuannya adalah untuk menciptakan gairah kreativitas baru dalam bidang seni penca sekait dengan seni bela diri maupun seni ibing sekaligus demontrasinya yang digali dari khazanah seni penca buhun dan lainnya di Jawa Barat.

Melalui pembentukan ritus publik/sosial ini, diharapkan masyarakat/praktisi seni penca silat dapat menumbuhkan serta menyelenggarakan secara berkelanjutan dan mampu mengembangkan peristiwa ini sebagai sarana ekspresi seni dan pertemuan sosial yang dinamis.

Untuk menjaga dan meningkatkan nilai serta kualitas seni penca, maka Bale Panglawungan Kampung Penca R. Ema Brata Koesoemah yang berada di Bandung Zoo, memutuskan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang bertajuk Usik Penca Motekar se-Bandung Raya 2022, dengan tema "Spirit Ema Bratakoesoemah: Penca Nyeni Harmoni Dengan Alam", yang juga sekaligus turut menyemarakan perhelatan Hari Juang Siliwangi.

SEKILAS TENTANG SPIRIT R. Ema Bratakoesoema: PENCA NYENI HARMONI DENGAN ALAM

Yang dimaksud dengan Spirit R. Ema Bratakoesoema, Penca Nyeni Harmoni dengan Alam, adalah menggali semangat R. Ema Bratakoesoema dalam
mengusung spirit sekait dengan pemajuan pembangunan yang meliputi sumber daya alam, manusia, dan budaya yang berkaitan dengan konsepsi Penca Silat maupun kesenian (ketuk tilu) harmoni dengan alam, adalah suatu "daya" dalam upaya menggerakan usik penca, kesenian ketuk tilu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan alam disekitar Margasatwa Tamansari Bandung/Bandung Zoo, kehadirannya menjadi "puser" (pusat) aktivitas budaya, pelestarian alam dan hewan, yang pada akhirnya menjadi tempat rekreasi dan edukasi warga masyarakat kota Bandung khususnya dan umumnya warga masyarakat Jawa Barat.

Disamping sebagai tempat rekreasi maupun edukasi, namun pada perkembangannya Bandung Zoo menjadi sumber inspirasi dan kreasi pemajuan kebudayaan baik seni Penca Silat, Kesenian Ketuk Tilu, dan tidak menutup kemungkinan kesenian Sunda lainnya.

Istilah Penca Nyeni adalah seni bela diri (penca) yang berkaitan dengan pendidikan "rasa", yang mempunyai arti penting dalam wacana etis, estetis, religius, dan filosofis.
Rasa itu merupakan perasaan pengalaman batin, yakni makna paling mendalam, adalah intisarinya dari spirit Penca Nyeni.

Alam itu bukan hanya sebagai sumber kehidupan, akan tetapi alam itu sebagai teman kehidupan. Agar sumber daya alam itu tetap terjaga kelestariannya, maka alam itu harus dirumat dan dirawat oleh manusia yang memiliki kepedulian akan pentingnya alam untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia.

Seperti halnya pencagaran alam yang terdapat di Bandung Zoo, yaitu hutan (pohon), hewan, air, tanah dan seluruh isinya menjadi sumber kehidupan dan teman kehidupan untuk manusia maupun hewan-hewan lainnya.

Selain itu Penca Nyeni dengan Bandung Zoo-nya dalam membangun spirit berkesenian pada saat ini dimana arus globalisasi serta perkembangan Iptek serta jaman yang kian maju, yang secara lambat laun juga mempengaruhi para generasi muda para penerus seni Penca Silat (buhun/ tradisional) ikut terbawa arus dan mulai melupakan seni penca silat (buhun/tradisional) yang didalamnya banyak mengandung etis, estetis, religius, filosofis, serta nilai-nilai luhur tentang hidup dan kehidupan.

Usik Penca Motekar se-Bandung Raya ini, adalah yang pertama kali akan dilaksanakan di Bale Panglawungan Kampung Penca R. Ema Bratakoesoema, Margasatwa Tamansari Bandung atau Bandung Zoo.

Pada dasarnya kegiatan tersebut merupakan ekspresi dari setiap pelaku seni penca serta masyarakat penca, penggemar penca yang masing-masing untuk mengaktualisasikan karya ibing penca dan padungdung dari hasil karya ciptanya di masing-masing paguron. Selain untuk mengaktualisasikan diri serta komunitas juga pada dasarnya untuk menjaga, memelihara, serta mengembangkan kreativitas yang mengacu pada dunia penca yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat khusunya dan umumnya di seluruh wilayah Indonesia pada saat ini.

TUJUAN

Sasaran utama dari temu Usik Penca Motekar 2022 adalah sebagai salah satu membangkitkan (revitalisasi) Spirit R. Ema Bratakoesoema dengan Usik Penca dalam konteks sosial baru, yang dapat:
Mengangkat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari industri budaya yang diselenggarakan secara regular dan terencana.

Meningkatkan kreativitas garapan ibing penca (tepak dua dan tepak tilu) dengan padungdungnya dalam bentuk ibing saka (inovasi) dari berbagai keragaman seni penca silat Indonesia.
Mendorong terbentuknya sistem produksi budaya yang partisipatif dan berkelanjutan pada masyarakat daerah, serta wahana pertukaran pengalaman, keahlian dan pembelajaran sosial.
Mempertemukan berbagai elemen dalam masyarakat, pemerintah dan paguron penca, budayawan, penggiat seni-budaya, seniman, kalangan pariwisata, kaum muda, generasi tua, masyarakat kota dan desa sebagai bagian dari pertukaran nilai dalam bingkai demokrasi budaya.

Mewariskan kearifan budaya lokal lewat generasi ibing tepak dua dan tepak tilu dan padungdung, atau Paleredan dan Tepak Tilu.

Mengangkat citra Panglawungan Kampung Penca R. Ema Bratakoesoema atau Bandung Zoo, kota Bandung Jawa Barat, pada umumnya sebagai daerah unggulan kunjungan wisata dan sekaligus menyajikan keragaman budaya seni ibing penca dengan padungdungnya.

Untuk menghargai kreativitas yang lahir dalam kebersamaan waktu, publik, dan dimensi ruang publik dari sebuah euphoria Usik Penca Motekar.

Spirit Usik Penca Motekar ini tentu saja diharapkan melahirkan penerus pesilat, pendekar/jawara yang memiliki kesadaran akan usik, mental, spiritual, dan filosofisnya sehingga menjadi pendekar yang memiliki ciri khas atau gaya bagi para pendekar tersebut.

Jumlah Personil
Penari / peserta Jumlah hanya 5 pesilat dan perwakilan satu peserta untuk padungdung dari tiap paguron.
Musik pengiring penca silat menggunakan iringan langsung.
Jumlah pendukung/peserta yang menjadi tanggung jawab panitia hanya 5 orang.

Para pendukung diutamakan remaja atau dewasa (berusia 13 s/d 25), maksudnya sebagai salah satu upaya untuk menanamkan rasa cinta terhadap kesenian daerah terutama seni penca silat, tetapi jika tidak memungkinkan, bisa dilakukan dengan menggabungkan antara remaja dan dewasa, khusus untuk penampilan ibing penca silat (tepak dua dan tepak tilu, atau paleredan dan tepak tilu).

SAJIAN PERTUNJUKAN

Sajian pertunjukan untuk Usik Penca Motekar ini durasinya maksimal 5 menit. 3 menit untuk ibing Tepak Dua dan Tepak Tilu, atau Paleredan dan Tepak Tilu, sedangkan untuk padungdung durasinya 2 menit.

Bentuk Penyajian

Untuk mengakomodir keragaman potensi kearifan budaya lokal terutama seni Usik Penca Motekar baik ibingan Tepak Dua danTepak Tilu, atsu Paleredan dan Tepak Tilu, atau Padungdung dengan spontanitasnya yang terdapat diberbagai daerah wilayah kota/kabupaten Bandung Raya, maka bentuk penyajian dalam Usik Penca Motekar (ngigeulan maupun ngigelkeun kendang) ini bentuk penyajiannya seluruh peserta menampilkan Usik Penca gaya khas aliran penca dan paguron masing-masing.·

Untuk sajian ibing Tepak Dua dan Tepak Tilu, atau Paleredan dan Tepak Tilu, ngibing ngigeulan kendang atau dipola.
- Padungdung, yaitu setiap peserta dituntut mampu menampilkan kreasi pencanya dengan berbagai kemungkinannya dapat memadukan variasi gerak muncul secara spontan ketika padungdung, dalam arti tuntutan kreativitasnya dapat memainkan lagu maupun memunculkan berbagai jurus mengacu pada kreativitas berbasis budaya lokal yang dijadikan inspirasi inovasinya ketika menca.

Adapun untuk pelaku yang mengusung padungdung tersebut setiap peserta bebas menentukan pilihan garapan ungkapannya, sedangkan pakarang dan pakalangannya akan diundi terlebih dahulu, kemudian berdasarkan hasil undian pakakasnya disajikan secara spontan dalam arti tanpa pola, namun lebih menekankan improvisasi atau kreativitas pada saat tampil dengan tabuhan kendang mengikuti sesuai dengan selera pendekar (peserta) tersebut, baik memainkan pakarang maupun usik dipakalangan dengan bermain di arena lumpur dan beraci.

Untuk garapan Padungdung, setiap peserta hanya mewakilkan satu orang (perwakilan dari tiap paguron) baik penyaji kelompok wanita maupun pria (untuk umur remaja/dewasa antara 12 tahun sampai dengan 25 tahun) khususnya untuk penca tunggal, yang disajikannya disesuaikan dengan keutuhan garapanya.

Untuk Padungdung (ngigelkeun kendang), setiap peserta dalam memainkan jurus pakarang/senjata bebas tanpa pola yang baku atau usiknya spontan, improvisasi dalam menyajikannya, namun pilihan pakarangnya diundi sesuai dengan hasil undian. Jenis Pakarang yang akan dibawakan oleh setiap peserta, ditentukan diundi pada waktu pelaksanaan.

Ketentuan lain (penting)
Usik Penca Motekar adalah menggali dan mengembangkan Penca khas daerah tatar Sunda atu Jawa Barat (berkarakter heroik, dinamik, mempunyai nilai semangat, hiburan, atraktif, dinamik, serta menarik, atau unik.
Koreografi garapan bisa mengacu atau bersumber berbasis budaya lokal, antara lain penca aliran (buhun) atau paguron, sehingga bisa menghasilkan Usik Penca Motekar.

Sajian komposisi Usik Penca dari awal sampai akhir susunan koreografi atau struktur garapan Tepak Dua Tepak dan Tepak Tilu, Paleredan dan Tepak Tilu, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing peserta.

Sedangkan untuk sajian padungdung, pemilihan handprof atau pakarang dan arena pakalangan lumpur atau aci, akan dintentukan melalui undian, kemudian diperagakan dieksploitasi secara spontan pengembangannya oleh peserta, baik pakarang maupun olah rasa di arena pakalangan lumpur atau aci (palagan usik leutak atau usik aci)

Hal lainnya.
Durasi waktu untuk penampil maksimal 5 menit.

- 3 menit untuk penampilan ibing :

*Tepak Dua dan Tepak Tilu
*Paleredan danTepak Tilu,
dengan variasi komposisi tangan kosong dan memakai pakarang.

- 2 menit untuk padungdung dengan dua penampilan secara spontan memainkan pakarang dengan waktu satu menit (di arena palagan kering) dan main di arena palagan lumpur atau aci dengan waktu satu menit.

Mengandung kreativitas tingggi, baik koreografi ibing penca maupun garapan padungdung.
-atraktif, unik, dinamik dan kreatif dalam menyajikan garapannya.

Dewan Pengamat
Dewan pengamat diangkat dan ditetapkan dengan SK Bale Panglawungan Kampung Penca R. Ema Bratakoesoemah dengan komposisi yang terdiri atas unsur perguruan tinggi, seniman praktisi, tokoh penca silat, budayawan dan tokoh masyarakat atau perongan yang dianggap memiliki spesifikasi khusus
Budayawan (1 orang), juga perwakilan dari peserta

Kejelasan hal lainnya di bahas dalam technical meeting

Kriteria Penilaian:
- Unsur kreativitas yang tinggi
- Koreografi :
*Tepak Dua, Tepak Tilu, dan Padungdung.
*Paleredan,Tepak Tilu dan Padungdung.
dengan penilaian meliputi :

1) Kewes atau Wiraga (dedeg pangadeg, rigig, paripolah)
2) Luwes (Wirahma Wirasa)
3) Pantes (wanda, gaya, sieup, aura, greget, sari)

- untuk desain komposisi lantai dan koreografi usik penca ini penilaiannya meliput:
atraktif, unik, variatif, dan kreatif.

- Padungdung, dibagi dua bagian penampilan, dengan penilaian meliputi:
- Atraktif, penyajian usiknya menarik, terampil, lincaylh, gesit, dan tidak menutup kemungkinan sumber pengembangan garapan usiknya perpaduan dari yang buhun maupun gaya penca daerah lain (daerah Jawa Barat).
- Variatif, garapan pengembangan usiknya sangat memilki keberagaman atau beraneka ragam.
- Unik, penggalian maupun pengembangan usik jurus sangat khas atau khusus, dalam arti berbeda dengan yang lain mengembangkan jurus memiliki ciri yang khas dari yang lainnya. Artinya tidak umum, sangat khas, diluar kebiasaan.

* pakalangan Palagan Usik Leutak dan Palagan Usik Aci dengan mengolah ruang dalam kondisi atau situasi licin (yang berlumpur dan ber-aci).

Tujuannya adalah
Untuk mengenalkan dan menggali metoda proses berlatih usik penca yang dilakukan oleh para sesepuh penca tempo dulu, adalah sebagai endukasi untuk generasi sekarang.

* usik pakarang /handprof dalam tempo singkat.

- Keserasian Busana yaitu: - - Pria menggunakan kampret, pangsi, sarung dan iket.

- Wanita menggunakan kebaya, sinjang, gelung (jucung atau sobrah), tiung / kerudung, karembong, dan tusuk konde, serta asesoris kepala lainnya.

Kategori Festival dan Penghargaan

Untuk Usik Penca Motekar 2022 ini akan dilakukan penilaian oleh tim pengamat untuk kategori 12 besar penyaji terbaik tanpa jenjang.

Kategori 12 Besar Pinunjul Usik Penca Motekar tersebut antara lain:

1. Layang Pangajen Pamilon Usik Motekar (kreatif)

2. Layang Pangajen Pamilon Usik Sibet (atraktif)

3. Layang Pangajen Pamilon Usik Euyeub (lengkep)

4. Layang Pangajen Pamilon Usik Ahèng (matak helok, matak hèmeng)

5. Layang Pangajen Pamilon Usik Rancage (cakep, loba kabisa)

6. Layang Pangajen Pamilon Usik Parigel (bisa digawe, bisa usaha)

7. Layang Pangajen Pamilon Usik Rancingeus (tangginas, cakep)

8. Layang Pangajen Pamilon Kameumeut (favorit)

9. Layang Pangajen Pamilon Usik Kèwes (tegep, pantes, matak resep anu nenjo)

10. Layang Pangajen Pamilon Usik Sieup (pantes, sari, cakep)

11. Layang Pangajen Pamilon Usik Sawanda (rupa, tegep)

12. Layang Pangajen Pamilon Usik Kareueus (agul, boga rasa bagja)

Sumber dana
Bale Panglawungan Kampung Penca Kampung R. Ema Bratakoesoemah
Sponsor

Technical Meeting
Hari/tanggal : 5 Desember 2022
Waktu : Pukul 09.00 - 12.00 WIB
Tempat : Pakalangan Bale Panglawungan Kampung Penca R. Ema Bratakoesoemah, Margasatwa Tamansari Bandung/Bandung Zoo.

Pelaksanaan Lawung Usik Penca Motekar
Hari/tanggal : 10 Desember 2022
Waktu : Pukul 09.00 - 16.00 WIB
Tempat : Pakalangan Bale Panglawungan R. Ema Bratakoesoemah, Margasatwa Tamansari/Bandung Zoo

Penutup

Juklak dan Juknis ini merupakan pedoman dasar pelaksanaan kegiatan USIK PENCA MOTEKAR 2022. Hal-hal yang dianggap perlu dan belum tercantum dalam juklak-juknis akan disampaikan melalui surat dalam technical meeting.

Bandung, September 2022

PANITIA